Langsung ke konten utama

“Adab Berpolitik”, Adab yang Tidak Ditemui Lagi di Zaman Ini

 


Adab Berpolitik karya Imam Al Ghazali adalah sebuah buku nasihat dan Hikayat untuk Pemimpin dan Penguasa. Dalam buku ini, Al-Ghazali banyak mengupas tentang karakter dan etika pemimpin masa dulu.

Buku Adab Berpolitik ini terdapat tujuh bab; Tentang Keadilan dan Sirah Para Penguasa; Tentang Manajemen Pemerintahan dan Prilaku Para Menteri; Tentang Para Sekretaris dan Adab Mereka; Tentang Cita-cita Tinggi Para Penguasa; Tentang Sifat santun Para Ahli Hikmah; Tentang Kemuliaan Akal dan Orang Berakal; terakhir Tentang Wanita.

Dalam setiap bab memberikan gambaran dan kisah-kisah menarik dari seorang pemimpin dan etika saat berkuasa. Perpolitikan dulu jauh lebih santun dan beradab dibanding dengan saat sekarang ini. 

Dulu penguasa menanamkan kejujuran dan kepedulian terhadap rakyat agar bertindak dan berlaku adil. 

Penguasa dulu tidak ingin rakyatnya sengsara. Ia yakin, dengan adanya rakyat yang sengsara maka menjadi sumber sial baginya sehingga menjadi beban berat dan pertanggungjawaban yang besar di akhirat kelak. 

Hal ini justru berbanding terbalik dengan keadaan sekarang. Siapa sangka, korupsi ada di mana-mana dan pemimpin yang jujur dalam menjalankan pemerintahnya telah tiada.

Ketakutan tidak lagi ada dalam diri, malahan sebagai tindakan hal yang biasa yang dapat dituntaskan dengan segala cara.

Dalam buku Adab Berpolitik ini mengupas sisi menarik dari pemimpin-pemimpin yang tidak ingin korupsi melalui jabatannya. 

Justru pemimpin masa dulu berupaya untuk tidak sepeserpun menikmati hasil jerih payah dari rakyat.

Kini, gaya dan kepemimpinan seperti itu sangat-sangat langka. Dengan memimpin sebuah negara maka takut negara itu sengsara sehingga semakin kuat dorongan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.

Tidak seperti hari ini, pemimpin berlomba-lomba untuk mensejahterakan perutnya dibanding dengan rakyatnya. Nyatanya hal ini juga tidak bisa disalahkan disandarkan, karena pola tersebut telah dibentuk dari generasi ke generasi.

Miris!!

 

 

Komentar