Langsung ke konten utama

Cinta Sejatiku

Ilustrasi Cinta Sejati (Foto: Pixabay)

"Jangan mengikuti diriku yang mencintai seseorang namun sendiri." kata seorang lelaki kepada seorang jurnalis perempuan dalam sebuah pertemuan di sebuah lembah gunung.

Apa yang disampaikan lelaki itu memang belum tembus ke dalam hati si wanita dan tidak akan paham dengan kondisi seorang lelaki ini bagaimana sebenarnya perjalanan cinta dan hidupnya.

Hidup hanya sebatas menikmati aktivitas, namun tenggelam dalam cinta yang diinginkan namun terkekang oleh jarak, dimensi cinta dan Tuhan.

Namun apa yang dirasakannya saat ini adalah sebuah jawaban untuk dirinya bahwa Tuhan memberikan batas waktu selama 10 tahun untuk berpisah dan mencintai dalam diam.

Salut benar si jurnalis wanita ini melihat kisah cintanya seorang lelaki ini. Si wanita yang sering menolak lelaki lain untuk menjadi kekasihnya kini menjadi terbalik. 

Hatinya terpukau dengan pria ini dan ia mengakui bahwa sejauh ini tidak pernah lelaki yang ia kejar namun entah mengapa kali ini tersadar bahwa lelaki yang ia kejar tidak mencintainya.


Si wanita meminta untuk menjadi kekasih pria ini. Namun si pria menolak karena ada cinta yang lain dalam hatinya. 

"Hidupku saja sudah gila. Dan aku mencintai orang yang juga gila. Cukup aku saja yang menjadi gila di antara kita, tidak ada orang lain yang gila," ujarnya.

Lantas si wanita terdiam. Dalam hatinya berkata begitu dahsyatnya hati pria ini yang membuat jiwaku jatuh kepadanya.

Wajar si lelaki demikian, karena dalam hatinya seorang saja yang spesial dan tidak akan ada orang lain selain nama yang ia pernah kenal.

Cinta mengantarkan mereka di pintu pernikahan yang sesungguhnya setelah 10 tahun lamanya menunggu dan berpikir bersama. Hidup dengan kesulitan dan memeluk di dalam bayangan bersama. 

Keduanya tersiksa karena harus memikul cinta yang tidak ada di depan mata. Tidak hanya jarak yang memisahkan, waktu juga berusaha untuk memisahkan mereka berdua.

Kekuatan cinta mereka mesti dilalui melalui drama yang pahit namun berujung indah. Pada akhirnya keduanya menikah dan membangun rumah tangga yang sesungguhnya dengan cinta dan penuh harapan.

Cinta memang indah dan memberi kekuatan abadi dalam jiwa yang terpatri.


Komentar